Minggu, 15 Maret 2015

Kenzie Flu

Sejak hari rabu lalu si jagoanku Kenzie terserang flu. Khawatir, cemas pasti dirasakan semua orangtua ketika anaknya sakit. Termasuk aku dan istriku.

Berbagai cara kami lakukan untuk kesembuhan jagoan kami. Dari mengkonsumsi makanan yang sehat, hingga minum jamu. Hampir setiap hari aku masakkan sayur dan menyediakan buah untuk istriku. Agar produksi ASI istriku juga meningkat. Kami percaya bahwa ASI adalah obat yang paling ampuh untuk anak kami.
Kenzie ternyata gak semudah itu untuk mau banyak ngASI. Dia tampak lesu, dan tak bersemangat. Padahal biasanya Kenzie sangat ceria. Sedih rasanya melihat Kenzie tak bersemangat. Padahal setiap aku pulang, ia selalu mengajak bercanda. Tapi beberapa hari ini, Kenzie hanya memberikanku senyum kecil.
Dalam kebingunganku, aku bertanya apa yang bisa kulakukan supaya Kenzie kembali sehat dan ceria. Istriku kemudian diberi saran oleh mbak Wal si juru pijat langganan kami untuk mengkonsumsi inggu, bingung sih.. apa itu inggu?? setelah googling2, kutemukan jawaban bahwa inggu adalah daun yang diolah menjadi jamu khas china untuk diminumkan pada si ibu ketika anak sedang terserang flu. Istrikupun segera memesan inggu pada mbak Wal dan meminumnya. Sehari istriku menggkonsumai inggu sebanyak 3x. Alhasil, sekarang Kenzie sudah kembali ceria dan sehat. Puji Tuhan, sekarang Kenzie kembali aktif dan ceria.

Sabtu, 07 Februari 2015

Surat Awal Februari untuk Langit

Hai Nak, Apa kabarmu? Lama Ayah tak menyapamu dan kaupun lama tak mengunjungiku. Ayah mencoba menulis surat untukmu saat senja ketika gerimis tiba. Ayah merasakan kehadiranmu saat ini. Kamu datang bersama aroma tanah basah yang tersiram hujan senja ini. Kamu datang secara mengejutkan ketika Ayah hanya memandang kosong. Kamu kangen kami ya? Kamu datang untuk mengunjungi adik kecilmu dan rumah baru kami.
Nak, Adikmu sudah dibaptis desember lalu. Ia didampingi Om Aji saat dibaptis. Om Aji menjadi Ayah Baptis adikmu. Adikmu tertidur ketika dibaptis. Bahkan Ia tak bangun ketika dikucuri air baptis oleh Pastor. Setelah dibaptis, Ayah mencukur rambut adikmu. Ayah mencukurnya sendiri dengan pisau cukur milik Ayah. Dan adikmupun tertidur pulas setelah dicukur.
Ia semakin besar. Adikmu semakin pintar melakukan banyak hal. Semua tersenyum bahagia melihat tingkahnya.



Nak, kini Ayah, Mama dan Kenzie adikmu tinggal di kontrakan baru. Sebuah rumah kecil sederhana yang lebih nyaman dibanding rumah kita sebelumnya. Adikmu kini semakin pintar, Nak. Ia murah senyum pada siapapun yang menyapanya. Ia suka sekali bercerita. Meskipun Ayah belum paham apa yang ia ceritakan. Namun Ayah tahu, adikmu bahagia. Adikmu senang sekali bercanda. Senyumnya menenangkan dan tawanya membahagiakan.
Nak, sekarang adikmu sudah berusia 3 bulan. Banyak yang sudah bisa ia lakukan. Sekarang dia sedang senang belajar tengkurap. Tawanya sekarang semakin lepas bahkan seringkali ia terbahak. Jarang sekali dia menangis. Ia suka memegang boneka atau apapun yang dekat dengan tangannya. Sesekali tak sengaja ia mencakar wajah ataupun kepalanya dan meninggalkan luka kecil. Tapi ia tetap senang dan bahagia. Ayah yakin kamu bisa melihatnya setiap waktu. Ayah juga yakin kamu ikut menjaganya. Ketika Ayah ataupun Mamamu pergi bekerja kau turut menjaganya.

Pagi ini adikmu imunisasi. Ia sempat menangis ketika disuntik. Dua kali ia disuntik. Bukan karena adikmu perlu dua kali penyuntikan, tapi karena adikmu tadi banyak bergerak, jadi suntikan pertama tak berhasil memasukkan imunnya. Jadi, Ibu bidan harus menyuntikkan lagi imun ke paha adikmu. Keras sekali ia menangis saat disuntik kedua kalinya tadi. Tapi setelah itu, tak lama ia kembali tersenyum dan tertawa. Adikmu itu memang jagoan. Tangguh sepertimu. Doakan adikmu agar selalu sehat ya, nak. Jaga dia. Kaena Ayah dan Mamamu mungkin tak selalu dapat menjaganya sepertimu. Ayah yakin kau selalu menjaganya. Baik ketika kami terjaga maupun kami tertidur. Kamu selalu melindunginya.
Nak, Tak banyak yang bisa ayah sampaikan. Karena Ayah yakin tanpa Ayah cerita, kau sudah lebih tahu. Ayah hanya ingin kamu tahu, Ayah sangat merindukanmu. Ayah selalu mendoakanmu, nak. Doakan kami pula, karena Ayah yakin kamu lebih dekat dengan Tuhan. 
Nak, jangan lupa kunjungi Ayah, Mama dan Adikmu. Ingatkan Ayah untuk selalu berdoa dan melakukan yang terbaik untuk adikmu. Ayah tunggu kedatanganmu selanjutnya. 
Peluk dan Cium dari Ayah untukmu.