Hai Nak, Apa kabarmu? Lama Ayah tak menyapamu dan kaupun lama tak mengunjungiku. Ayah mencoba menulis surat untukmu saat senja ketika gerimis tiba. Ayah merasakan kehadiranmu saat ini. Kamu datang bersama aroma tanah basah yang tersiram hujan senja ini. Kamu datang secara mengejutkan ketika Ayah hanya memandang kosong. Kamu kangen kami ya? Kamu datang untuk mengunjungi adik kecilmu dan rumah baru kami.
Nak, Adikmu sudah dibaptis desember lalu. Ia didampingi Om Aji saat dibaptis. Om Aji menjadi Ayah Baptis adikmu. Adikmu tertidur ketika dibaptis. Bahkan Ia tak bangun ketika dikucuri air baptis oleh Pastor. Setelah dibaptis, Ayah mencukur rambut adikmu. Ayah mencukurnya sendiri dengan pisau cukur milik Ayah. Dan adikmupun tertidur pulas setelah dicukur.
Ia semakin besar. Adikmu semakin pintar melakukan banyak hal. Semua tersenyum bahagia melihat tingkahnya.
Nak, kini Ayah, Mama dan Kenzie adikmu tinggal di kontrakan baru. Sebuah rumah kecil sederhana yang lebih nyaman dibanding rumah kita sebelumnya. Adikmu kini semakin pintar, Nak. Ia murah senyum pada siapapun yang menyapanya. Ia suka sekali bercerita. Meskipun Ayah belum paham apa yang ia ceritakan. Namun Ayah tahu, adikmu bahagia. Adikmu senang sekali bercanda. Senyumnya menenangkan dan tawanya membahagiakan.
Nak, sekarang adikmu sudah berusia 3 bulan. Banyak yang sudah bisa ia lakukan. Sekarang dia sedang senang belajar tengkurap. Tawanya sekarang semakin lepas bahkan seringkali ia terbahak. Jarang sekali dia menangis. Ia suka memegang boneka atau apapun yang dekat dengan tangannya. Sesekali tak sengaja ia mencakar wajah ataupun kepalanya dan meninggalkan luka kecil. Tapi ia tetap senang dan bahagia. Ayah yakin kamu bisa melihatnya setiap waktu. Ayah juga yakin kamu ikut menjaganya. Ketika Ayah ataupun Mamamu pergi bekerja kau turut menjaganya.
Pagi ini adikmu imunisasi. Ia sempat menangis ketika disuntik. Dua kali ia disuntik. Bukan karena adikmu perlu dua kali penyuntikan, tapi karena adikmu tadi banyak bergerak, jadi suntikan pertama tak berhasil memasukkan imunnya. Jadi, Ibu bidan harus menyuntikkan lagi imun ke paha adikmu. Keras sekali ia menangis saat disuntik kedua kalinya tadi. Tapi setelah itu, tak lama ia kembali tersenyum dan tertawa. Adikmu itu memang jagoan. Tangguh sepertimu. Doakan adikmu agar selalu sehat ya, nak. Jaga dia. Kaena Ayah dan Mamamu mungkin tak selalu dapat menjaganya sepertimu. Ayah yakin kau selalu menjaganya. Baik ketika kami terjaga maupun kami tertidur. Kamu selalu melindunginya.
Nak, Tak banyak yang bisa ayah sampaikan. Karena Ayah yakin tanpa Ayah cerita, kau sudah lebih tahu. Ayah hanya ingin kamu tahu, Ayah sangat merindukanmu. Ayah selalu mendoakanmu, nak. Doakan kami pula, karena Ayah yakin kamu lebih dekat dengan Tuhan.
Nak, jangan lupa kunjungi Ayah, Mama dan Adikmu. Ingatkan Ayah untuk selalu berdoa dan melakukan yang terbaik untuk adikmu. Ayah tunggu kedatanganmu selanjutnya.
Peluk dan Cium dari Ayah untukmu.